Madilog buku karya Tan Malaka yang di terbitkan pada tahun 1943 , Foto. Pinterest |
Naratawa.id - Bagi para pecinta buku-buku karya Tan Malaka, buku Madilog ini agaknya menjadi salah satu bacaan wajib. Tan Malaka menulis MADILOG (Materialisme, Dialektika dan Logika) saat ia sedang berada pada puncak pemikirannya. Salah seorang pahlawan pejuang kemerdekaan ini menyadarkan kita dalam bukunya, pentingnya ilmu pengetahuan untuk membangun masyarakat.
Ia juga menekankan pentingnya kebebasan berpikir. Akal ialah satu-satunya hal yang membedakan kita dengan hewan ternak. Maka gunakanlah. Bebaskan.
Nah, untuk meresapi kembali pemikiran beliau, kamu bisa cermati beberapa kumpulan quotes Tan Malaka dalam Buku MADILOG nya :
1. “Sedangkan sebetulnya cara mendapatkan hasil itulah yang lebih penting daripada hasil sendiri."
Disini Tan Malaka mengingatkan pentingnya proses. Soal hasil akhir meskipun harus dipikirkan juga, biarlah ia datang seiringan dengan usaha, karna terkadang manusia menunda bertindak di karnakan terlalu memikirkan hasil banyak, sedikit atau tidak sama sekali, perlu di ingat Proses itu Wajib, Hasil itu Bonus.
2. “Selama toko buku ada, selama itu pustaka bisa dibentuk kembali. Kalau perlu dan memang perlu, pakaian dan makanan dikurangi.”
Ia juga mengingatkan pentingnya literasi untuk membangun negeri. Jangan hanya sibuk mengisi perut, hingga akal lupa untuk menggali sebuah refrensi yang hasilnya dari membaca, meskipun survey mengatakan manusia lebih gemar mendengar dari pada membaca.
3. "Bila kaum muda yang telah belajar di sekolah dan menganggap dirinya terlalu tinggi dan pintar untuk melebur dengan masyarakat yang bekerja dengan cangkul dan hanya memiliki cita-cita yang sederhana, maka lebih baik pendidikan itu tidak diberikan sama sekali"
Pedidikan hendaknya diberikan untuk membuat pemuda menjadi garda yang rela bersusah-susah untuk kemajuan bangsa. Bukan malah menjadi manja dan diperbudak gengsi, karna setinggi apapun pendidikanmu itu bukan sekedar kebanggaan melainkan bagaimana pendidikan mu bisa merubah jalan takdir mu dan bermanfaat bagi orang lain, karna ijazah mu bukan kebanggaan dan tontonan.
4. "Sudah tentu seorang pengarang atau penulis manapun juga dan berapapun juga adalah murid dari pemikir lain dari dalam masyarakatnya sendiri atau masyarakat lain. Sedikitnya ia dipengaruhi oleh guru, kawan sepaham, bahkan oleh musuhnya sendiri.”
Siapapun pasti punya seseorang atau suatu lingkungan yang bahkan bisa mempengaruhi pemikirannya. Maka pandai pandailah memilih lingkungan. Juga pandai-pandailah memilah perkataan, karna keduanya tidak bisa di pisahkan, setiap ada lingkungan pasti ada kebisingan.
5. “Kita manusia, memang hewan yang ingin tahu. Curious, niewsgiering.”
Akal adalah satu-satunya hal yang membedakan kita dengan sapi dan kambing. Maka janganlah jadi manusia yang tak seperti manusia, karna tuhan memulyakan manusia dengan akalnya , maka mulyakanlah akalmu dengan pemikiran dan moralitas .
6. “Bahwa kebiasaan menghafal itu tidak menambah kecerdasan, malah menjadikan saya bodoh, mekanis, seperti mesin."
Pemahaman dan kemampuan memikirkan, hendaknya lebih ditekankan dibanding hanya sekedar menghafal hasil pemikiran orang lain untuk memenuhi isi kepala, karna seorang intelektual tidak hanya sebatas menghapal apa yang dia tahu, tapi merealisasikan apa yang dia paham.
7. "Lapar tak berarti kenyang buat si miskin. Si lapar yang kurus kering tak akan bisa kita kenyangkan dengan kata kenyang saja, walaupun kita ulangi 1001 kali."
Kita tidak hanya sekedar memberi saran kepada manusia yang membutuhkan , kitapun tidak hanya memberi kritik kepada pelaku, tapi kita di tuntut lebih memberi argumen dan aksi agar kita lebih profesional sebagai manusia sosial, karna terkadang kita di tagih bukan cuma sekedar kata, tapi aksi yang nyata .
8. "Tuan rumah takkan berunding dengan maling yang menjarah rumahnya."
Pertahankan harga diri, jangan kita terpedaya dengan siapapun yang memprovokasi yang menyebabkan harga diri dan martabat kita runtuh, jika kamu pemimpin dan penguasa jagalah martabat rakyat dan kesejahteraannya jangan engkai gadaikan keadilan dengan sebuah negoisasi yang tak berpihak .
(Ez/naratawa)
Baca Juga di Google News atau indek berita