Iklan

Iklan feed

,

Iklan

75 Tahun Mengenang Kematian Pahlawan Indonesia Yang Banyak Mengarang Buku di Balik Jeruji Besi Penjara - Tan Malaka

Naratawa
Rabu, 21 Februari 2024, Februari 21, 2024 WIB Last Updated 2024-02-21T15:05:54Z
75 Tahun Mengenang kematian Tan Malaka
Naratawa.id - TAN MALAKA terlahir dengan nama Sutan Ibrahim. Nama Tan Malaka pada Sutan Ibrahim kecil diperoleh dari gelar semi bangsawan yang ia dapatkan dari garis turunan ibunya.

Sutan Ibrahim Datuk Tan Malaka begitu nama lengkapnya. Tan kecil tumbuh di lingkungan yang religius. Terlahir dari keluarga yang berada, membuat Tan muda bisa mengenyam pendidikan dengan baik

Setelah berada 20 tahun di pengasingan, ia baru dapat kembali ke Indonesia, atau tepatnya pada 1942. Ia kembali, bersamaan dengan datangnya Jepang ke Indonesia. Sama seperti sebelumnya, ia tak tinggal diam ketika melihat bangsanya di bawah kaki penjajahan.

Setelah banyak cara Tan tempuh untuk berjuang, ia malah mati di tangan bangsanya sendiri. Ia mati ditembak pasukan Batalyon Sikatan Divisi Brawijaya di Gunung Wilis, Kediri, Jawa Timur, 21 Februari 1949.

Tan Malaka, menurut sejarawan Belanda Harry A. Poeze yang meneliti sosok Tan malaka . Semasa hidup, Tan diburu aparat kolonial karena mendukung kemerdekaan Indonesia. Namun ia malah mati oleh bangsa sendiri.

Kuburan Tan bahkan ditemukan dan diketahui publik jauh setelah ia mati, ketika Poeze pada 2014 setelah melalui rangkaian penyelidikan memastikan bahwa makam Tan berada di sebuah desa di kaki gunung yang masuk wilayah Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

Hebat nya lagi di apunya buku dalam bukunya, Madilog, mengemukakan keyakinannya bahwa jiwa adalah “Barang terpisah dari jasmani.” Hal ini terbukti pada Selasa, 21 Februari 2017, tepat 68 tahun kematian Tan Malaka, 100-an masyarakat Minang menjenguk jasadnya. Mereka datang demi menuntaskan janji untuk menjemput Tan Malaka guna dikebumikan di tanah kelahirannya.

Karya-Karya Terbaik Tan Malaka


1. Madilog : Buku yang Merupakan Cita-Cita Tan Malaka Sendiri

Madilog adalah buku yang di tulis dalam persembunyiannya dari kejaran tentara Jepang di Cililitan. Buku ini di tulis selama kurang lebih 3 jam per hari dan memakan waktu 8 bulan. 


2. Gerpolek : Sikap Tan Malaka Tentang Politik dan ekonomi yang Bebas dan Merdeka.

Gerpolek atau Gerilya, Politik, Ekonomi merupakan buku yang dikonsep dan ditulis oleh Tan Malaka ketika dirinya meringkuk di penjara Madiun. Buku ini ditulis tanpa dukungan informasi kepustakaan apa pun. Ia hanya mengandalkan pengetahuan, ingatan, dan semangat kepemimpinan untuk untuk menjaga negara Indonesia dari segala bentuk kekuatan kolonialisme dan imperialisme.


3. Menuju Merdeka 100 Persen :  Kumpulan Karya Penting Tan Malaka

Pemikiran “Merdeka 100 Persen” di sampaikan Tan Malaka untuk menanggapi sikap pemerintahan Presiden Soekarno terhadap Jepang dan Belanda pasca-proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.
 
Dan banyak lagi buku karya Tan Malaka,  Semua karya Tan Malaka dan permasalahannya dilatarbelakangi oleh kondisi Indonesia pada masa itu. Terutama rakyat Indonesia, situasi dan kondisi nusantara, serta kebudayaan dan sejarah yang diakhiri dengan bagaimana mengarahkan pemecahan masalah itu.


(Ez/naratawa)
Baca Juga di Google News atau indek berita

Iklan ads