Iklan

Iklan feed

,

Iklan

Kekayaan dan Kemiskinan Hanyalah Barang Pinjaman Yang Tidak Kekal - Review Buku Falsafah Hidup - Buya Hamka - Naratawa.id

Naratawa
Selasa, 26 Maret 2024, Maret 26, 2024 WIB Last Updated 2024-03-27T01:36:36Z
Buku Falsafah Hidup Buya Hamka

Naratawa.id - Manusia hidup di dunia ini dibekali ilmu dan akal, dua hal ini merupakan substansi terpenting dalam diri manusia, keduanya tak dapat dipisahkan karena terdapat hubungan erat dan terpadu antara reseptor dan yang diresepsi. Artinya, tidak akan tercapai ilmu kalau tidak ada akal.

Karena akal adalah tempat berpikir, ia menjadi hulu dari segala macam hikmah. Kesuksesan hidup, ibadah, dan interaksi apapun secara horisontal dan vertikal tak lepas dari peran dua hal itu. Bahkan adanya perintah dalam hukum agama disebabkan oleh itu pula.

Terkait akal, ada dua jenis manusia, yaitu Awam dan khawas. Awam adalah orang kebanyakan yang menggunakan akal sewajarnya saja dan memiliki ilmu secukupnya. Sedangkan khawas adalah orang khusus yang sudah dapat merasakan kelezatan ilmu dan mengkonversinya menjadi amal saleh.

Rahasia kesuksesan orang berakal adalah karena dia selalu menakar nilai dirinya dan senantiasa mengevaluasi hari-hari yang yang telah lalu. Mereka dengan cerdas tahu mana kesenangan mana kebutuhan dan dapat membedakan kebaikan hakiki dan kebaikan sesaat, yang hanya berbuah pujian manusia.
Orang pintar pada dasarnya selalu berdebat dengan dirinya sendiri mengenai segala hal. Ia tak melakukan sesuatu kecuali telah mengetahui dan menyadari apa yang mereka lakukan, dengan segala untung rugi dan risikonya.

Buku “Falsafah Hidup” ini adalah salah satu karya non fiksi Hamka yang dipenuhi pemikiran. Hamka sendiri menyebut buku ini sebagai petuah tentang hidup dan rahasianya. Rahasia yang dimaksud adalah teknik memecahkan problematika kehidupan berdasarkan ayat-ayat al-Qur’an dan hadis.

Dalam buku yang ditulisnya tahun 1940 ini, Hamka membahas falsafah hidup dalam sembilan bab. Bab pertama tentang hidup yang menurutnya laksana tenunan yang bersambung menjadi kain. Tenunan itu kecil, rapi, dan konsisten sehingga walaupun selembar demi selembar benang lama-lama menjadi gambar utuh yang mencerminkan diri kita sesungguhnya

Dalam buku tersebut di memgutip " Benang-benang kehidupan itu ditenun satu persatu setiap hari sampai manusia menemui kematian. Setelah manusia mati, gambar itu tercipta sempurna dan menjadi identitas orang itu hingga ke alam akhirat nanti " 
Dalam bab-bab lain, Hamka bicara tentang fundamen hidup dan aspek-aspek paling mendasar dalam kehidupan manusia, baik di alam dunia maupun di kehidupan selanjutnya. Bab-bab berikutnya itu membahas tentang ilmu dan akal,  hukum alam, adab kesopanan, sederhana, berani, keadilan, persahabatan, dan ‘Islam membentuk pandangan hidup’.

Salah satu pesan juga dalam buku " Falsafah Hidup

"Mahkota dan mahligai, pangkat dan kehormatan, kekayaan atau kemiskinan, dan sebagainya, hanyalah barang pinjaman yang tak kekal adanya. Tetapi yang tak akan terpisah daripada manusia, yang ditanggung tidak akan meninggalkan manusia atau ditinggalkan ialah sifat batin dan kekayaan batin. Walaupun uang pergi dan datang, pangkat naik dan jatuh, namun kekayaan jiwa itu tidaklah akan meninggalkan diri. Umpamanya adalah ilmu, hikmah, budi, bahasa, insaf dan sadar". ( hlm 11)

Yuk segera miliki bukunya disini : Order Disini


(Ez/naratawa)
Baca Juga di Google News

Iklan ads