Godoksa adalah istilah warga korea tentang fenomena mati karna kesepian bagi lansia, Foto sumber istimewa |
Ternyata penduduk negara korea tidak se ekspektasi yang kita bayangkan , Setiap tahun ada ribuan warga Korea Selatan, mayoritas pria paruh baya, yang meninggal sendirian, tanpa keluarga maupun teman. Seringkali tubuh mereka baru ditemukan berhari-hari bahkan berminggu-minggu kemudian.
Fakta ini tentu tak seindah gambaran kehidupan penuh romansa seperti yang ditampilkan di drama Korea (drakor).
Korea Selatan punya istilah sendiri untuk menggambarkan mati kesepian. Mereka menyebutnya godoksa.
Mengutip dari CNBC indonesia fenomena godoksa yang parah ini sampai-sampai membuat Pemerintah Kota Seoul menganggarkan 451,3 miliar won atau sekitar Rp5,1 triliun untuk mengatasi kesepian sampai lima tahun ke depan. Pemerintah ingin menciptakan kota di mana tak ada warganya yang kesepian.
Di Korea Selatan, fenomena kematian karena kesepian atau "godoksa" telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2023, tercatat sekitar 3.661 kasus kematian akibat kesepian, naik dari tahun sebelumnya. Orang-orang yang mengalami kondisi ini umumnya hidup sendiri dan sering kali jasad mereka ditemukan setelah berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu.
Di lansir data Godoksa dari Grid Health
- Tahun 2017: 2.412 orang mati kesepian
- Tahun 2018: 3.048 orang mati kesepian
- Tahun 2019: 949 orang mati kesepian
- Tahun 2020: 3.279 orang mati kesepian
- Tahun 2021: 3.378 orang mati kesepian.
Masalah ini sangat mengkhawatirkan bagi masyarakat Korea Selatan, terutama di kalangan lansia dan beberapa orang muda yang menarik diri dari kehidupan sosial. Pemerintah Seoul bahkan mengalokasikan dana besar untuk memerangi masalah ini, termasuk menyediakan pendampingan, layanan kesehatan mental, dan kegiatan sosial untuk mengurangi isolasi sosial
(Ez/naratawa)
Baca Juga di Google News